04. Berpizza Denganmu
Tanganku yang biasanya dingin tiba-tiba mendadak begitu hangat. Meskipun belum sepenuhnya bisa melihat, aku yakin betul siapa yang menggenggamku. Sosok yang lebih spesial dari martabak terenak di seluruh dunia. Pribadi yang lebih tulus dari puisi Sapardi Djoko Damono. Seseorang yang mencintaiku lebih dari diriku sendiri. Dia adalah Sri Astuti, perempuan yang bersedia perutnya aku tinggali… Lanjutkan membaca 04. Berpizza Denganmu