Beberapa minggu yang lalu saya berkesempatan untuk bekerja di luar kota. Tentu saja penggunaan taksi online menjadi satu-satunya jalan untuk mengakomodasi keperluan saya berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Selama 3 hari di luar kota, saya menyadari ada banyak kesamaan antara beberapa pengemudi taksi yang saya tumpangi, yaitu sering dibatalkan oleh penumpang. Alasannya pun beragam, mobil tidak sesuai yang diharapkan, pengemudi tidak memakai atribut lengkap, plat nomor tidak sesuai di aplikasi, dan masih banyak lagi.
Hal ini membawa perenungan tersendiri untuk saya.
Dalam konteks cerita di atas, saya menggambarkan Tuhan sebagai penumpang dan kita adalah mitra pengemudi tadi. Perbedaannya, Dia gak pernah cancel kita. Hidup kita buruk atau baik, sedang miskin atau kaya, bahagia atau penuh derita, Dia selalu menunggu untuk kita jemput dengan penuh senang hati.
Ketika kita sampai titik jemput, Dia akan masuk, menunjukkan jalan dan menuntun kita ke tujuan yang sudah Dia tentukan. Pengalaman ini menyadarkan saya untuk tidak menjadi rendah diri di hadapan Tuhan, bahwa merasa rendah justru akan menjauhkan kita kepada Dia.
Jadi, tancap gas, jemput Dia sekarang.