Menurut KBBI, kenangan adalah sesuatu yang membekas di ingatan. Jadi kenangan buruk dapat diartikan sebagai suatu hal tidak menyenangkan yang membekas di ingatan dan ingin sesegera mungkin dilenyapkan. Kalau membekas di jalan namanya genangan. #okedehya
Disengaja atau tidak, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Kekeliruan yang kita lakukan tersebut memungkinkan terciptanya suatu kenangan buruk untuk diri sendiri dan orang lain. Akibatnya? macem-macem.
Trauma, adalah kata yang mungkin tepat untuk menyebutkan akibat dari sebuah kenangan buruk. Menurut kamuskesehatan.com , trauma mengacu pada pengalaman emosional yang menyakitkan, menyedihkan, atau mengejutkan, yang sering menghasilkan efek mental dan fisik berkelanjutan.
Contoh sederhananya seperti ini,
Kamu kecopetan waktu berangkat kerja/kuliah karena naik bis kota, dengan pengalaman tersebut, di masa depan kamu sebisa mungkin tidak akan naik bis kota karena trauma, dan memilih cara lain untuk kerja/kuliah.
Mungkin contoh di atas terlalu mudah untuk disikapi. Ada peristiwa yang saya yakin beberapa orang pernah mengalaminya tetapi tidak menyikapi dengan begitu baik. Ya, apalagi kalo bukan kenangan buruk karena cinta.
Pasti pernah dikecewakan oleh orang yang kita cintai, baik itu keluarga maupun pacar sendiri. Memang sesuatu yang ironi ketika cinta justru menimbulkan sebuah lara. Tapi apa mau dikata, bukankah cinta seperti pedang bermata dua?
Usaha orang untuk menghilangkan kenangan buruk bermacam – macam, ada yang berusaha memutuskan hubungan dengan menghindar dari seseorang, ada yang playing victim dengan koar – koar ke semua orang, dan ada yang justru berdamai dengan kenangan buruk serta tidak membenci diri sendiri, apalagi orang lain. Saya pilih yang ketiga.
Saya masih belum menemukan manfaat dari membenci orang lain, yang saya tahu membenci bikin capek diri sendiri. Ada yang bilang dengan membenci orang lain, kamu akan lebih mudah untuk melupakan seseorang. Buat saya itu keliru, membenci hanya memperpanjang kenangan kamu. Kalau kamu masih benci berarti kamu masih menaruh perasaan, masih tidak terima dengan perlakuan yang lalu. Kamu belum selesai.
Seperti contoh kecopetan di bis. Setelah kamu kecopetan, kamu tidak langsung berhenti untuk berangkat kerja atau kuliah kan? justru kamu memilih moda lain untuk menuju tujuan, kalau kamu berhenti apa yang terjadi? masa depan yang sudah kamu tata rapi bisa hancur berantakan.
SAMA.
Misalnya ketika kamu dikhianati/dibohongi, cukup berhenti berpacaran dan mengurangi kepercayaan kamu sama dia aja, tetap berhubungan baik tanpa harus membenci. Sakit sudah pasti, tetapi akan lebih sakit kalau kamu hidup dengan kebencian.
Contoh di atas berlaku juga untuk semua hal buruk yang menimpa kita. Intinya adalah bagaimana mengontrol pikiran dan perasaan, serta jangan lupa bahwa semua kenangan buruk harus diselesaikan dengan kaleng kerupuk, sabar.

ps : yang nulis sok serius.
“Percayalah, selalu ada hal baik di balik sesuatu yang buruk”
– Hamba Allah –